Setelah sempat merosot tajam hingga ke titik Rp1.500/kg, harga cabai merah keriting kini menunjukkan tren pemulihan. Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid mengungkapkan bahwa intervensi Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam distribusi cabai ke daerah defisit telah membantu memperbaiki harga. Saat ini, harga cabai merah keriting di tingkat petani naik ke level Rp11.000/kg.
“Selama hampir lima bulan terakhir, kami merasakan duka karena harga cabai anjlok. Untungnya, sekarang ada dukungan distribusi dari Bapanas,” ujar Hamid dalam rapat koordinasi harga dan pasokan pangan, Kamis (5/12).
Meski mengalami kenaikan, harga cabai merah keriting masih jauh dari Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen yang ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 17 Tahun 2023. HAP cabai merah keriting berada di kisaran Rp22.000–29.600/kg, sementara harga saat ini masih berada di angka Rp11.000/kg di tingkat petani.
Wakil Ketua AACI Jawa Timur, Nanang Triatmoko menyebut harga cabai merah keriting di pasar induk Kramat Jati kini mencapai Rp21.000/kg. “Harga cabai keriting sudah lebih stabil, meski untuk cabai merah besar dan cabai rawit merah masih ada potensi gejolak,” ujarnya.
Memasuki periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga cabai diprediksi bisa kembali bergejolak. Salah satu faktor penyebabnya adalah lahan cabai yang sempat terbengkalai akibat harga murah.
Jika cuaca ekstrem terjadi, harga cabai diperkirakan melambung. Sebaliknya, jika cuaca normal, pasokan yang melimpah bisa membuat harga kembali anjlok, berpotensi merugikan petani.
“Saat ini ada 2.000 hektare lahan di sentra produksi seperti Jombang, Gresik, Malang, dan Banyuwangi yang akan panen pada Januari. Kondisi cuaca akan sangat menentukan pergerakan harga cabai,” tambah Nanang.
Demikian informasi seputar harga cabai di pasaran jelang Nataru. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Biserje.Com.